Filler Payudara Abal-Abal Renggut Nyawa ASN, Dokter Sebut Suntik Filler Tak Bisa Asal –
Belakangan heboh soal wanita di Sleman berinisial PK tewas setelah melakukan suntik payudara abal-abal. Berdasarkan keterangan polisi, wanita 27 tahun itu membuat janji untuk melakukan filler payudara Richardo Salon & Bridal di Tambakbayan.
“Jadi, satu hari sebelumnya mereka sudah janjian di tanggal 24 Mei, sudah pengecekan bahwa hanya dibutuhkan sekitar 500cc,” kata Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian .”Jadi, waktu pelaksanaan di tanggal 25-nya, baru berjalan 200cc si korban sudah kejang-kejang. Meninggal di lokasi,” lanjutnya.
Mengenai kejadian tersebut, spesialis kulit dr I Gusti Nyoman Darmaputra SpKK, SubspOBK, FINSDV, FAADV, menjelaskan filler merupakan bahan yang digunakan untuk mengisi bagian tubuh tertentu. Umumnya, bahan yang digunakan adalah hyaluronic acid, yang memang ada di bagian tubuh manusia.
“Yang umum digunakan adalah hyaluronic acid, itu sebenarnya bahan yang ada di tubuh kita. Jadi artinya, dia bisa digunakan dan ada masanya akan hilang terserap tubuh kita,” jelas dr Darma.
Filler umumnya digunakan untuk mengisi kerutan atau cekungan yang bukan karena gerakan. Contohnya seperti di garis senyum atau di area dagu untuk mendapatkan V shape seperti orang korea.
“Hidung juga, tapi itu yang paling berisiko. Karena bisa berbahaya kalau salah tindakannya,” kata dr Darma. Namun, saat ini filler juga memang boleh digunakan ke dalam badan. dr Darma menjelaskan jumlah bahan yang dimasukkan mungkin lebih banyak daripada yang digunakan di wajah. Hal itu yang bisa saja memicu efek samping yang cenderung lebih tinggi.
Terlebih di dalam tubuh terdapat organ-organ yang penting. Misalnya seperti pembuluh darah hingga kelenjar.Terkait jumlah yang bahan filler yang disuntik ke bagian payudara atau tubuh lainnya memang tidak ada panduan pastinya. Tapi, hal itu tergantung pada lokasi pengisian filler.
“Ya 200cc mungkin menyumbat ke pembuluh darah besar, menekan pembuluh darah besar. Jadi bukan jumlahnya. jumlah pada satu titik, misalnya 100 cc pun pada titik yang salah bisa berbahaya,” tutur dr Darma.”Tapi kalau misalnya 100 sampai 500 cc ditempatkannya merata, nggak terlalu masalah,” pungkasnya.